Pages

Friday, January 31, 2014

longlongan jiwa

3 hari sudah aku di sini.. yah di ibu kota Indonesia raya.. Jakarta kota yang sangat maju dipenuhi dengan hutan benda-benda vertikal yang terbuat dari kaca menurut ku, lampu yang berwarna keemasan yang menyelimuti malam hari, jembatan-jembatan panjang dan mulus di bangun diatas tanah yang kering...
ahh.. hebat sekali kota ini, cukup kontras dengan kota asalku...

aku agak heran, mengapa orang tua ku harus pergi ke tempat ini.. Tempat yang membuat aku pusing melihat pemandangan yang 180 derajat sangat berbeda sekali dengan kota asalku. Aku merasa seperti dalam hutan, hutan belantara. Padahal aku sudah terbiasa keluar amsuk hutan tapi rasanya saat ini aku seperti itu.. bingung mau bagaimana, dan merasa asing dengan kota ini..

oh ya orang tua ku memasukkan ku di SMA 43 di kawasan setia budi. Sekolah yang sangat-sangat berbeda sekali dengan sekolah ku dulu di ambon sana, dari gedung, teman-temannya, makanan di kantin, dan... metode pengajarannya. oh ya karena di SMA ini aku bisa mengenal sebuah benda berbentuk kotak besar seperti batu asahan yang bisa digunakan untuk berbicara yang disebut dengan ponsel. Kemudian aku mengenal masakan khas amerika. Yaitu ayam yang diselimuti dengan tepung kemudian digoreng namanya adalah kentaki (entah ini benar atau tidak tulisannya). Tidak hanya itu saja tapi juga kebudayaan lokal disini, agak sulit diriku untuk mendapatkan teman-teman disini ahhh.. mungkin karena aku adalah orang luar sehingga aku merasa ada sedikit kecanggungna dalam diriku. ada hal yang menarik selama 3 hari aku mengamati kebudayaan disini aku merasa orang-orang disini sangat ceplas-ceplos dalam berbicara dan mengungkapkannya, menurutku warga asli kota ini tipikal masyarakat yang jujur dan tidak menyukai basa-basi. Hal ini aku dapatkan karena banyak sekali yang mencoba mengajak aku untuk berbicara dan berkenalan diriku.. namun entah mengapa aku merasa agak beda sendiri dibandingkan dengan teman-temanku.. aku minder sendiri dengan diriku sendiri..

aku sendiri disini.. aku merasa asing dengan kota ini.. aku ingin pulang ke kota kelahiranku..


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi

Tuesday, January 28, 2014

gempa

gempa.. gempa... hatiku berguncang hebatnya...
tepat pada tanggal 28 januari aku merasakan gempa. Bukan gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi, apalagi karena aktifitas gunung berapi tapi gempa yang disebabkan oleh berita yang disampaikan oleh ke dua orang tua ku...

yah... bulan depan aku sekeluarga memutuskan meninggalkan kota tercinta yang memiliki banyak kenangan yang menyenangkan, yang menyedihkan bahkan yang menyuramkan pun aku lalui di kota ini...

Ohhh Tuhan... aku tau ini mungkin keputusan yang tepat ditengah ketidak kondusifan keamanan kota ku.. aku yakin orang tua ku telah memikirkan hal ini secara matang. Kepindahan kami, untuk keberlangsungan masa depan anak-anaknya agar bisa hidup lebih aman, tentram dan sejahtera tentunya. Namun, bagaimana dengan kakek nenek disini? mereka sudah tua, dan aku begitu menyayangi mereka. aku tidak ingin berpisah dengan mereka...
Tuhan, lancarkanlah segala rencana yang telah direncanakan, biarkanlah rancangan kami juga seturut dengan rancangan mu...

Walaupun berat meninggalkan kota ini, namun bagaimana lagi.. aku tidak ada pilihan untuk dapat menolaknya karena aku masih belum mampu untuk bisa menmgambil keputusan dan hidup jauh dari kedua orang tua ku..

ahhhh.. sekian ceritaku hari ini.. malam ini sudah begitu larut bagi diriku dan aku memerlukan istirahat yang cukup karena besok emmm.. bukan besok lebih tepatnya hari ini akan menjadi hari yang panjang dan ingin melewati tiap menit,tiap jam dan tiap detik dengan penuh makna....

selamat pagi...

Benny


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi

Tuesday, January 21, 2014

ku dan kau

ku suka kau
kau suka ku
suka ku dan kau
dan kau suka ku
ku dan kau suka
suka kau dan ku
ku hanya suka kau
kau hanya suka ku
hanya ku suka kau
kau hanya ku suka
hanya kau ku suka
hanya
kau
yang
ku
suka


UAJY 2:00 waktu laptop


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi

Friday, January 10, 2014

cocopandan cap orang tua

Sebuah gelas berkaki kupandang di atas meja bundar di sebuah restaurant
Bening, berkilauan, bersih, kosong tak ada isi didalamnya seperti itu yang ku lihat. Kurang menarik dipandanganku.
Lama ku pandang gelas berkaki tersebut.. seseorang lalu datang dan mengisikan sesuatu cairan ke dalam gelas berkaki itu. Begitu pelan dan sangat berhati-hati orang itu menuangkan suatu carian ke dalam gelas berkaki itu.
Warnanya merah pekat, tak berbuih, ada pantulan wajah ku yang sedang menatapnya, sungguh menghibur penglihatanku.
sekarang.. gelas berkaki di atas meja itu menjadi menarik dipandanganku.
Tidak kosong, ada sesuatu yang menggairahkan didalamnya yang mengusik batinku untuk mendekat.
Lama ku pandang, tapi ragu untuk mendekat…
sampai pada akhirnya, keraguan dikalahkan oleh rasa penasaran. Penasaran untuk mendekat, memegang dan mengangkatnya, sambil digoyangkan searah jarum jam cairan dalam gelas berkaki tersebut, menghirup aroma di dalamnya, secara perlahan tepian gelas berkaki itu kutempelkan dengan bibirku, perlahan memasukkan cairan merah pekat yang menggoda kedalam mulutku, mengendapkannya dipermukaan lidah, papila lalu merespon kemudian menyampaikan kepada otak untuk mengurai rasa cairan merah pekat itu, lalu meneguknya seteguk cairan yang sudah didalam mulut secara perlahan masuk kedalam kerongkongan.
Sayang.. rasa penasaranku sudah dibunuh. Dibunuh oleh sebuah tulisan yang baru saja ditempelkan di atas meja. “syrup cocopandan cap orang tua”

Banjarmasin, 2 Januari 2014 jam dua lewat lewat waktu jam dinding


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi