Pages

Saturday, May 30, 2015

2015 "MY LIFE is LIKE A MAGNET"

Saya melewatkan banyak moment pada tahun 2014 yang sungguh luar biasa.

Selama 1 tahun saya mengabdikan diri kepada salah satu organisasi Teater di kampus saya menjadi MANAGER ARTISTIK. Selama satu tahun itu pula saya menghabiskan waktu dalam dunia seni pertunjukkan, mengolah tubuh, mengolah vokal dan mengolah emosi saya. Bukan untuk menjadi seorang pemain teater tapi mengolah diri untuk menjadi sesuatu...

Tepat beberapa bulan setelah saya lengser dari kepengurusan, saya diberikan hadiah oleh organisasi Teater yang saya pimpin dahulu. Pada bulan september saya berkesempatan dalam sebuah produksi teater yang sangat luar biasa. Keproduksian Save our Nation dengan naskah LUH. satu event talkshow, dua hari pementasan merupakan pengalaman yang saya tunggu selama hampir tiga tahun didalam organisasi ini. Produksi teater inilaha yang akhirnya membawa saya kedalam pintu gerbang untuk menjadi sesuatu 'itu'.. saya bertemu dengan para manajer bank dan hotel, bertemu dengan beberapa seniman besar (termasuk seniman dengan harga lukisan seharga 6M), berhubungan dengan beberapa perusahaan nasional (by email). Luar biasaaaa pengalaman ini.

Bulan berlanjut, saya akhirnya bertemu dengan mimpi yang saya cita-citakan di tahun 2010. Ya, akhirnya saya memiliki alat produksi sendiri untuk membangun sebuah pabrik klothing. Beberapa job saya kerjakan, meskipun hasilnya mengecewakan tapi bagi saya itu adalah proses membangun. Hingga akhirnya tiba saya harus meninggalkan rutinitas saya di Jogja untuk melaksanakan KKN selama  30 hari kurang.

Tahun 2015 menjadi momentum bagi diri saya untuk menjadi magnet bagi setiap orang. Saya merasa sudah mulai full untuk bertarung. Amunisi yang diperlukan untuk bertarung yaitu integritas, pengetahuan, karakter, daya tahan, kekuatan sudah saya miliki. Maka dari itu, tahun 2015 adalah tahun bertarung bagi saya.

Dimulai dari bulan Mei 2015.. ya saya akan memulai pertarungan saya di ibu kota JAKARTA untuk menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan nasional. Semoga Jakarta mampu menempa diri saya lagi, menguji semua amunisi yang saya punya, menghancurkan diri saya, meremas diri saya dan memplintir diri saya.
Magnet perlu ada tempaan seara terus menerus agar medan listrik bisa terhampar didalam batang besi. Begitu juga diri saya, saya harus dihancurkan, dipelintir, diremas agar saya menjadi individu yang padat, kuat dalam segala medan.

3 bulan di Jakarta, saya menginkubasi diri saya agar siap menjadi magnet.. ya magnet yang nanti akan menarik banyak hal untuk membuat sesuatu yang dulu hanyalah mimpi dan olok-olok dalam pertemanan, yang nanti akan menjadi sebuah kenyataan dan semua orang akan mengucapkan "kok bisa ya kayak gitu?"

 Tahun 2015 akan memasuki setengah dari perjalanannya, bagaimana dengan dirimu?


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi