Pages

Wednesday, May 22, 2013

Emosi

Ketika aktor disuruh untuk menangis, maka aktor tersebut harus bisa menangis dengan cara mengontroll emosinya kedalam keadaan yang menyedihkan.. Biasanya dengan mengandaikan sesuatu yang menyedihkan dan biasanya mengandaikan apabila orang tua meninggal.

Berbeda dengan diri saya. Ketika ingin menangis saya hanya dan cukup mengingat kembali perlakuan orang lain kepada saya. Saya membayangkan sikap yang bagaikan " air susu dibalas air tuba ". Hal itu cukup ampuh ketika saya ingin berakting menangis, saking ampuhnya tanpa dikomando kalau teringat hal itu saya akan menangis tanpa disuruh.

Ketika aktor disuruh untuk marah, maka aktor tersebut harus bisa marah dengan cara mengontrol emosinya kedalam keadaan yang menjengkelkan. Biasanya dengan mengandaikan sesuatu yang menyebalkan dan biasanya mengandaikan apabila sedang disakiti dan ingin membalas.

Berbeda dengan diri saya. Ketika ingin marah saya hanya dan cukup mengingat kembali perlakuan orang lain kepada saya. Saya membayangkan saat saya dalam keadaan tidak menguntungkan dan saya ditindas secara verbal dan non verbal, dalam situasi tersebut saya tidak bisa membalas karena saya tidak mempunyai power untuk membalas hal yang menjengkelkan tersebut. Hal itu cukup ampuh ketika saya ingin berakting marah, saking ampuhnya tanpa dikomando hal yang menjengkelkan tersebut terbawa sampai mimpi.

Saya selalu mengalami hal-hal yang sebenarnya saya sangat tidak mengiginkan hal itu terjadi.. entah kenapa, saya tidak mengerti..
apakah saya terlalu baik dengan orang?
apakah saya salah mengharapkan balasan dari orang lain atas sikap saya?

apakah saya terlalu menyebalkan dengan orang lain?
apakah saya salah menjadi nakal kepada orang lain?

.............. kenapa orang boleh begini, sedangkan saya dipaksa untuk tidak boleh melakukannya
.............. kenapa orang boleh merasakan hal itu, sedangkan saya tidak bisa merasakan hal yang sama




Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi

0 comments:

Post a Comment