Pages

Friday, January 10, 2014

cocopandan cap orang tua

Sebuah gelas berkaki kupandang di atas meja bundar di sebuah restaurant
Bening, berkilauan, bersih, kosong tak ada isi didalamnya seperti itu yang ku lihat. Kurang menarik dipandanganku.
Lama ku pandang gelas berkaki tersebut.. seseorang lalu datang dan mengisikan sesuatu cairan ke dalam gelas berkaki itu. Begitu pelan dan sangat berhati-hati orang itu menuangkan suatu carian ke dalam gelas berkaki itu.
Warnanya merah pekat, tak berbuih, ada pantulan wajah ku yang sedang menatapnya, sungguh menghibur penglihatanku.
sekarang.. gelas berkaki di atas meja itu menjadi menarik dipandanganku.
Tidak kosong, ada sesuatu yang menggairahkan didalamnya yang mengusik batinku untuk mendekat.
Lama ku pandang, tapi ragu untuk mendekat…
sampai pada akhirnya, keraguan dikalahkan oleh rasa penasaran. Penasaran untuk mendekat, memegang dan mengangkatnya, sambil digoyangkan searah jarum jam cairan dalam gelas berkaki tersebut, menghirup aroma di dalamnya, secara perlahan tepian gelas berkaki itu kutempelkan dengan bibirku, perlahan memasukkan cairan merah pekat yang menggoda kedalam mulutku, mengendapkannya dipermukaan lidah, papila lalu merespon kemudian menyampaikan kepada otak untuk mengurai rasa cairan merah pekat itu, lalu meneguknya seteguk cairan yang sudah didalam mulut secara perlahan masuk kedalam kerongkongan.
Sayang.. rasa penasaranku sudah dibunuh. Dibunuh oleh sebuah tulisan yang baru saja ditempelkan di atas meja. “syrup cocopandan cap orang tua”

Banjarmasin, 2 Januari 2014 jam dua lewat lewat waktu jam dinding


Perfect Class @kristianusevan Luapan Emosi

0 comments:

Post a Comment