Ini surat pertama yang ku tulis di kota tercintaku... yah Yogyakarta...
Surat ini secara istimewa ku tujukan kepada tuhan yang ada di dunia.. Kepada kedua orang tua ku yang berada di Banjarmasin...
Hai
ma, hai pah... apa kabar hari ini? Pasti sehat dan sekarang ku tebak
papah lagi dalam kondisi melihat tayangan televisi, dan mamah ahh
mungkin sekarang lagi berada di tempat les Gerald...
Anakmu, disini baik-baik saja dan akan melaku sesuatu yang baik.. hehehe.
Kemaren
sudah kena mention oleh mamah buat serius kuliah. Masih ingat wejangan
sebelum anakmu pulang kemaren.. " belajar yang benar-benar.. bukan untuk
siapa-siapa tapi untuk masa depanmu.."
Wejangan yang entah sampai kapan aku bisa mendengarkan kalimat tersebut.
Dua kali aku mendengar nasehat tersebut, pada saat bersalaman ingin pamit dan pada saat di bandara aku menelpon..
Dua kali mendengar wejangan yang sama membuat aku berubah pikiran tentang pendidikan di semester ini..
"
ahhh, aku mesti ngatur prioritas.. awalnya kuliah ada di proritas
urutan ke 3. Tapi untuk semester ini aku prioritaskan pada urutan ke 2.
Tapi 2 dengan kemampuan maksimum..."
Sebelumnya papah,
sempat bertanya kenapa IP anaknya jeblok.. Tapi entah kenapa, bukannya
caci maki yang aku dengar seperti ketika kakak-kakak ku lagi menempuh
pendidikan. Tapi, sebuah kepasrahan dan kepercayaan yang diberikan
kepada anaknya ini...
Tapi dibalik kepasrahan dan kepercayaan yang
tersirat dari bahasa non verbal dari seorang papah membuat perasaan ku
bergejolak... " pah, doakan anakmu disemester ini.. ada sesuatu rencana
besar yang ingin anakmu ini kerjakan disemester ini.. Dan berikan waktu 6
bulan ini untuk menunjukkan hasil dari kepercayaan yang telah
diberikan..."
Oh God.. bless my parents..
ditengah usianya yang menurutku sudah masuk pada usia yang hampir senja berikanlah kebahagian dan kesehatan.
Tahun ini akan menjadi tahun yang terberat bagi kedua pasangan yang telah melahirkan 4 orang anak ini..
Yah, orang tua ku akan berpisah. Mamah akan berada di Lombok dan papah akan setia menjaga rumah di Banjarmasin..
Aku
sebagai anak, merasakan kebohongan didalam diri kalian berdua. Yang
merasa baik-bak saja akan keadaan ini. Tapi, jauh didalam. Mamah pasti
akan rindu dengan papah, dan papah pasti akan memerlukan mamah.
ahh.. tapi kurasa ini adalah rencana Tuhan.. untuk mengajarkan kalian berdua arti dari mencintai.. hehehe
Oh
yah mah. Makasih tempaannya, aku sekarang tumbuh menjadi anak lelaki
yang feminis. Mengerti dan menghargai apa fungsi dapur, capeknya menjadi
seorang ibu rumah tangga, dan yang jelas mamah sudah mengajarkan aku
satu pelajaran yang paling berharga.. " perempuan itu bebannya sudah
banyak, maka sayangilah dan bantu siapapun itu yang penting perempuan.. "
Masakan
mamah, selalu aku makan dan aku makan secara perlahan.. Karena aku
berpikir.. entah 20 atau bisa saja 10 tahun lagi.. masakan yang seperti
ini tidak bisa aku rasakan lagi...
Oh ya pah... Makasih
tempaannta, aku sekarang tumbuh menjadi anak lelaki yang cerdas.
Mengerti akan sifat dan karakter orang lain. Berani mengucapkan C ketika
orang banyak berucap A dan selalu menjadi orang yang tidak mainstream.
Banyak yang menjadi acuan dan sifat yang papah tularkan pada anakmu ini.
Tapi ada juga yang aku tolak, apalagi masalah jodoh.. ada sedikit yang
aku ambil dan ada sedikit yang aku modifikasi.. Karena menurutku sudah
tidak relevan digunakan di zaman sekarang...
Tuhan.. Janjiku kepada Orang Tua ku tidaklah muluk.
Bisa ngeliat aku wisuda saja itu sudah cukup bagiku.. Kalaupun bisa lebih dari itu aku anggap adalah hadiah dari kemurahanMu..
Pah mah.. diusia yang senja nanti, Evan janji akan merawat mamah dan papah...
Kita akan berquality time bersama keluarga, anak, menantu dan cucu-cucu mamah papah...
tapi jangan berharap lebih kepada anakmu ini apabila meminta menantu dan cucu.. hehehe
Tuhan memberkati kalian berdua...
Salam cinta dari anakmu...
Evan Kristianus Migang
Perfect Class
@kristianusevan
Luapan Emosi
0 comments:
Post a Comment